Hati yang jernih akan melahirkan firasat dan ide-ide cemerlang yang akan menjadi
nilai tambah dalam kehidupan seorang Muslim. Semoga Allah Yang Mahaagung
mengaruniakan kemampuan kepada kita untuk mengisi hari-hari Ramadhan ini dengan
cara terbaik, sehingga selepas Ramadhan kita memiliki kemampuan untuk menjalani
hidup dengan kualitas terbaik pula.
Saudaraku, setiap hari usia kita
bertambah; setiap hari terjadi perubahan, dan setiap hari pula masalah semakin
bertambah, kompleks, dan semakin rumit. Karena itu, bila kemampuan kita tidak
bertambah, maka cepat atau lambat masalah akan membinasakan dan menghancurkan
kita.
Ada satu kemampuan yang harus selalu kita tingkatkan agar hidup
kita semakin berkualitas. Itulah kreativitas. Kreativitas adalah daya cipta dan
kemampuan untuk menciptakan sesuatu dari tidak ada menjadi ada. Biasanya,
kreativitas akan memunculkan inovasi, yaitu kemampuan untuk memperbaharui
hal-hal yang telah ada. Bila kreativitas itu daya atau kemampuan, maka inovasi
itu hasil atau produk.
Kreativitas begitu penting dalam hidup manusia.
Mengapa? Tanpa kreativitas kita akan larut dan tergilas roda perubahan. Tanpa
kreativitas kita tidak akan mampu bertahan menghadapi perubahan yang semakin
cepat. Perusahaan-perusahaan besar yang mampu bertahan, biasanya memiliki
tradisi untuk mengembangkan budaya kreatif yang kemudian menghasilkan
produk-produk yang inovatif.
Bagaimana caranya agar kita mampu menjadi
orang yang kreatif. Ada lima cara. Pertama, memiliki rasa ingin tahu yang besar.
Orang yang kreatif adalah orang yang gemar mencari informasi, gemar mengumpulkan
input, dan cinta ilmu. Tiada berlalu waktu-waktunya, kecuali bertambah dengan
input-input yang baru dan segar. Karena itu, kita harus selalu bertanya, sejauh
mana kecintaan kita terhadap informasi dan ilmu.
Ada banyak cara yang
bisa dilakukan untuk mendapatkan input tersebut. Antara lain melalui buku, sikap
meneliti, menyimak, melihat tayangan televisi yang bermanfaat, berdiskusi,
merenung, mendengar, menghadiri majelis ilmu, dan sebagainya.
Kedua,
terbuka pada hal-hal yang baru. Setiap saat selalu terjadi perubahan. Karena
itu, alangkah ruginya orang yang tidak mau berubah dengan menyukai hal-hal baru.
Itu sama artinya dengan berjalan mundur, tatkala orang lain bergegas dan
berlari. Orang yang kreatif adalah orang yang tidak terbelenggu dengan
pendapatnya sendiri.
Tentu, terbuka dengan hal-hal baru tidak harus
menjadikan kita mengikuti hal-hal baru tersebut. Kita bisa mengolahnya,
menyaring hal-hal yang baik, dan menyesuaikan dengan nilai-nilai yang kita anut.
Orang yang kreatif bisa dilihat dari kebiasaannya sehari-hari tatkala pergi ke
kantor. Usahakan kita jangan melewati jalur yang sama, sekali-kali cari jalan
lain. Biasanya kita pun akan mendapatkan ide-ide atau sesuatu yang baru
pula.
Ketiga, berani memikul risiko. Semua tindakan kreatif biasanya akan
mengundang risiko. Adalah mimpi melakukan sesuatu yang baru tanpa adanya risiko.
Rasulullah SAW adalah orang yang kreatif dengan membawa ajaran baru (Islam) ke
tengah-tengah umatnya. Konsekuensinya, beliau dimusuhi dan diperangi. Demikian
pula dengan Thomas Alfa Edison. Ia adalah orang kreatif yang berani gagal
beribu-ribu kali sebelum menemukan bola lampu. Untuk menjadi kreatif, kita harus
berani menanggung risiko, keluar dari zona nyaman.
Keempat, memiliki
semangat yang membara untuk sukses dalam hidup. Tanpa semangat, mustahil kita
akan mendapat banyak hal dalam hidup. Semangat biasanya akan melipatgandakan
kemampuan seseorang untuk berprestasi. Orang yang kreatif, hari-harinya akan
selalu bersemangat untuk berproses dalam menggapai semua hal yang diinginkannya.
Kita harus bertanya, bersemangatkah kita dalam hidup? Apakah kita ini seorang
yang bermental lemah dan selalu kalah dalam memperjuangkan cita-cita? Kita
sendiri yang bisa menjawabnya.
Kelima, nilai kreativitas akan semakin
lengkap dengan hati yang jernih sebagai buah dari ibadah yang berkualitas.
Biasanya, kejernihan hati akan melahirkan firasat dan ide-ide cemerlang yang
akan menjadi nilai tambah dalam kehidupan seorang Muslim. Bahkan, karya-karya
monumental biasanya berawal dari kejernihan hati dan ketajaman pikiran. Perlu
ditekankan bahwa firasat dan ide akan lebih abadi bila kita segera menuliskan
dan merealisasikannya dalam tindakan nyata. Biasanya ide yang cemerlang akan
mati begitu saja bila tidak diamalkan. Sebaliknya, sebuah ide akan meningkatkan
kualitas diri tatkala ia dipraktikkan dalam kehidupan.
Semoga Allah Yang
Mahaagung, memberi kemampuan pada kita untuk menjadi seorang yang kreatif dalam
hidup; kreatif yang positif; kreatif yang lahir dari kejernihan batin sebagai
buah dari ibadah yang berkualitas. Karena itu, marilah kita menjadikan Ramadhan
tahun ini sebagai titik balik perbaikan diri dengan menjadi hamba-hamba yang
kreatif. Wallahu a'lam bish-shawab.
0 komentar:
Posting Komentar